Minggu, 18 April 2010

puisi

Hingga

Hingga detik ini
Hingga hari ini
Hingga bulan ini bahkan

Aku masih menyayangimu
Aku masih mencintaimu
Aku masih menyukaimu

Walaupun..
Waktu telah berlalu begitu lamanya
dan aku tlah dimiliki orang lain

Tapi cintaku..
Cintaku untukmu takkan pernah lekang oleh waktu
Cintaku takkan kubri untuk orang lain slain dirimu
Cintaku abadi hanya untuk dirimu
Cintaku bukanlah ia yang memiliki

Karena..Hanya kau yg ada dihati ini
Hanya namamu yg sudah terukir abadi
Hanya dirimu yg sanggup menenangkan hati yg galau ini

Hanya kau..tak ada lagi yang lain

Resensi : http://www.puisiku.net/tema-umum/hingga-2.html

Koperasi

PERMODALAN KOPERASI

ARTI MODAL BAGI KOPERASI

  • Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha

usaha Koperasi.

  • Modal jangka panjang
  • Modal jangka pendek
  • Koperasi harus mempunyai rencana pembelanjaan yang konsisten dengan azas-azas

  • Koperasi dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan administrasi.

SUMBER-SUMBER MODAL KOPERASI (UU NO. 12/1967)

  • Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk

diserahkan kepada Koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi anggota Koperasi

tersebut dan jumlahnya sama untuk semua anggota

  • Simpanan Wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota yang

membayarnya kepada Koperasi pada waktu-waktu tertentu.

  • Simpanan Sukarela adalah simpanan anggota atas dasar sukarela atau berdasarkan

perjanjian-perjanjian atau peraturan –peraturan khusus.

SUMBER-SUMBER MODAL KOPERASI (UU No. 25/1992)

  • Modal sendiri (equity capital) , bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan

wajib, dana cadangan, dan donasi/hibah.

  • Modal pinjaman ( debt capital), bersumber dari anggota, koperasi lainnya, bank atau

lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta

sumber lain yang sah.

KOPERASI

  • Pengertian dana cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang

diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal

sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

  • Sesuai Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa

25 % dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk Cadangan,

sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60 % disisihkan

untuk Cadangan.

  • Menurut UU No. 25/1992, SHU yang diusahakan oleh anggota dan yang diusahakan

oleh bukan anggota, ditentukan 30 % dari SHU tersebut disisihkan untuk Cadangan.

Distribusi Cadangan Koperasi antara lain

dipergunakan untuk:

  • Memenuhi kewajiban tertentu
  • Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
  • Sebagai jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari
  • Perluasan usaha

Resensi novel

Devdas, Kisah Cinta Dua Dunia

Penulis: Sarat chandra Chattopadhyay
Penerjemah: Meithya Rose Prasetya
Penerbit: Kayla Pustaka
Tebal: 257 halaman
Cetakan: I, Jun2007


Cinta, itulah menu utama novel ini. Budaya India, yang biasanya sering
saya temukan di buku-buku bersetting sama, bisa dikatakan minim
dibahas. Setidaknya, saya mendapat pengetahuan mengenai pengertian
'anchal'.
Devdas adalah nama seorang pria, putra zamindar (tuan tanah)
Mukherjee. Orangtuanya tidak menyetujui rencananya menikah dengan
Parvati karena kasta mereka berbeda dan tidaklah pantas mengambil
mantu dari tetangga yang tepat tinggal di sebelah rumah. Merasa kesal
oleh penolakan Mukherjee-babu, nenek dan ibu Parvati yang dikisahkan
materialistis menikahkan gadis itu dengan seorang duda kaya raya.
Penggambaran fisik sang duda tersebut merupakan salah satu pemicu
'konflik' yang menarik, sedetil deskripsi karakter dalam novel-novel
India lainnya seperti 'Sister of My Heart' dan 'For Matrimonial
Purpose'. Ternyata ia sudah berumur setengah abad, sehingga pernikahan
Parvati diwarnai gunjingan orang sekitar.
Bagi saya, keindahan cinta yang sesungguhnya terletak dalam
rumahtangga Parvati. Suaminya memperlakukan ia dengan baik, begitu
pula anak-anaknya. Meski berusia lebih tua, ketiga putra-putri
Bhuvan-babu tetap memanggil Parvati 'Ibu' dan menyebut diri mereka
'putramu' atau 'putrimu'. Sungguh mengagumkan, walau sempat ditingkahi
penolakan putri tirinya (yang wajar, mengingat Parvati masih sangat
muda dan cantik) serta kecurigaan menantu perempuannya terhadap
pengelolaan keuangan Parvati.
Devdas justru 'menodai' kisah ini dengan karakternya yang, menurut
saya, melempem. Ia tidak tegas, menyesali keputusannya seumur hidup
hingga akhirnya mati konyol. Pun demikian dengan Chandramukhi, yang
mencintai Devdas secara ganjil justru karena pemuda itu mencercanya
namun sempat menyampaikan akan meminta uang pada putra zamindar
tersebut jika mengalami masalah ekonomi. Membingungkan sekaligus
menyebalkan.
Penerjemahan Meithya menjadikan novel ini mengalir ringan, disertai
sejumlah kalimat yang melodius di awal beberapa bab. Misalnya 'Hawa
panas menjilat-jilat bak liukan lidah niskala yang bergelombang'
(halaman 1). Seperti film India, Devdas menuturkan kisah sedari masa
kanak-kanak. Plotnya lurus belaka, sehingga terasa lambat dan
menjemukan. Tetapi pemilihan nama Devdas sebagai judul memang patut
sebab ia mendominasi keseluruhan cerita.


Resensi : http://sinarbulan.multiply.com/journal/item/154/Resensi_Novel_Devdas_Kisah_Cinta_Dua_Dunia