Senin, 08 Maret 2010

makalah banjir

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.

Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah / Soft skill Bahasa Indonesia dengan judul ”Banjir Melanda Ibukota” di Fakultas Ekonomi Universitas Gundarma Jakarta.

Terima kasih disampaikan kepada Bapak Sangsang Sangabakti selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Jakarta, 8 Maret 2010

Penyusun

Ressa Apriliah

NPM. 21208020

Daftar Isi

Kata pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………………………1

C. Pembatasan Masalah…………………………………………………………...1

D. Tujuan………………………………………………………………………….2

E. Manfaat………………………………………………………………………..2

BAB 2 PEMBAHASAN ISI

A. Isi……………………………………………………………………………….3-4

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..5

B. Saran-saran…………………………………………………………………..5

Daftar Pustaka

Halaman 1

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

A. Latar belakang masalah

Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air.

Penyebab banjir biasanya dikarenakan adanya curah hujan yang tinggi, permukan tanah yang lebih rendah dibandingkan permukaan laut, pemukiamn yang membangun pada dataran spanjang sungai atau kali, adanya sampah sehingga aliran sungai tidak lancar

Tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak banjir yaitu penataan daerah aliran sungai secara terpadu sesuai fungsi lahan, tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir, tidak membuang sampah sembarangan, pemasangan pompa unyuk daerah yang lebih rendah permukaan laut, membuat program penghijaun daerah hulu sungai.

B. Identifikasi masalah

Mengapa banjir bisa terjadi berulang-ulang ?

Faktor apa saja yang menyebabkan banjir datang ?

Bagaiman antisipasi warga terhadap banjir yang akan datang ?

Cara apa saja yang dapat dihadapi ketika banjir datang ?

C. Pembatasan masalah

Dalam tugas ini pembatasan masalahnya adalah banjir yang telah melanda ibukota tidak bisa dibiarkan begitu saja, banjir biasa datang kapan saja. Oleh karena itu kita sebagai warga kota Jakarta dapat mengendalikan banjir serta tidak membiarkan sampah yang menumpuk berlarut-larut.

Halaman 2

D. Tujuan masalah

Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur.

E. Manfaat masalah

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :

- Segi kehidupan, warga sekitar yang terkena banjir saling bergotong royong serta mendapatkan bantuan untuk meringankan beban korban, bahkan bagi pemulung banjir dimanfaatkan untuk mencari barang-barang yang hanyut
- Segi industri, banjir dimanfaatkan untuk membuang limbah
- Bagi relawan, banjir dimanfaatkan untuk mengabdi kepada yg membutuhkan.
- Bagi pemda setempat, banjir dimanfaatkan untuk berbagi komisi.
- Bagi pemerintah pusat, banjir dimanfaatkan untuk tender mega proyek.



Halaman 3

BAB 2 PEMBAHASAN ISI

Banjir Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya sejak 1 Februari 2007 malam hari. Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.

Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan, hujan yang terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu mencapai rata-rata 235 mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat Pondok Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen.

Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun 2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007.

Hingga tanggal 8 Februari 2007, menurut data Polda Metro Jaya jumlah korban meninggal akibat banjir di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi mencapai 48 orang; dan di Bogor sebanyak 7 orang.

Pada tanggal 9 Februari 2007 meningkat menjadi 66 orang, sebagaimana dicatat Kantor Berita Antara: Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) menyatakan sebanyak 66 orang meninggal akibat bencana banjir yang terjadi di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Pada tanggal 10 Februari jumlah korban meningkat menjadi 80 orang. Jumlah ini mencakup korban di tiga provinsi dengan perincian DKI Jakarta 48 orang, Jawa Barat 19 orang, dan Banten 13 orang.

Halaman 4

Sistem Pengendali Banjir Jakarta

Untuk menangani banjir, Provinsi DKI Jakarta telah membangun serangkaian Sistem Pengendali Banjir Jakarta. Berikut adalah Sistem Kawasan Pengendali Banjir dan Drainase Jakarta sampai 2010: [2]

Jakarta Utara

  • Sunter Timur I
  • Sunter Timur II
  • Kelapa Gading
  • Sunter Barat
  • Sunter Selatan
  • Pademangan
  • Jembatan V
  • Teluk Gong
  • Angka Bawah

Jakarta Barat

  • Jelambar
  • Grogol
  • Pinangsia
  • Jati Pulo
  • Kali Sekretaris
  • S.P.Barat

Jakarta Pusat

  • Sawah Besar
  • Sumur Batu
  • Cideng Bawah

Jakarta Selatan

  • Kali Grogol Atas
  • Duren Tiga
  • Pondok Karya
  • Sangrila

Jakarta Timur

  • Duren Sawit
  • Cipinang

Sistem Saluran Makro (13 sungai)

  1. Kali Mookevart
  2. Kali Angke
  3. Kali Pesanggrahan
  4. Kali Grogol
  5. Kali Krukut
  6. Kali Baru (Pasar Minggu)
  7. Kali Ciliwung
  8. Kali Baru Timur
  9. Kali Cipinang
  10. Kali Sunter
  11. Kali Buara
  12. Kali Jati Kramat
  13. Kali Cakung

Banjir Kanal

  1. Banjir Kanal Barat
  2. Banjir Kanal Timur

Halaman 5

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam hal ini pemerintah kurang memperhatikan bencana yang ada di sekitar nya, sehingga warga yang menjadi korban sering kali terbengkalai. Untuk kita diwajibkan saling bergotong royong sesama manusia.

B. Saran-saran

Untuk saran saya menyampaikan agar pemerintah memperhatikan apabila terjadi bencana terutama para korban yang sedang membutuhkan bantuan.

C. Penutup

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas nya dengan baik

Ungkapan penulis ucapkan kepada semua pihak terutama keluarga, teman-teman serta pacar saya yang telah membantu saya dalam menyelasaikan tugas ini.

Tidak lupa saya ucapakan mohon maaf apabila dalam penulisan serta bahasanya dapat dijumpai kekeliruan, saya sangat mengharapkan kritik serta saran agar dapat memperbaiki tugas-tugas yang akan datang.

Atas perhatian anda saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA :

http://berita.liputan6.com/daerah/201001/257762/

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2007#Referensi

http://rapi-nusantara.net/info-penting/artikel-banjir.html

9 komentar: